Kuliah oleh Bp Marsigit
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari segala yang ada dan yang mungkin ada. Belajar filsafat adalah belajar memahami pikiran para filusuf. Segala yang ada dan yang mungkin ada ada filsafatya. Sebagai calon guru matematika maka kita harus mengenal filsafat pendidikan matematika. Agar nantinya kita dapat menjalankan amanah sebagai seorang guru dengan baik dan benar-benar bisa mempertanggung jawabkan dari segala hal yang kita lakukan. Hal tersebut merupakan salah satu manfaat dari belajar filsafat pendidikan matematika, masih banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari belajar filsafat pendidikan matematika. Kita dapat belajar filsafat dari berbagai sumber. Dapat melalui buku-buku ataupun dari sumber bacaan yang lain. Pada perkuliahan filsafat pendidikan matematika kita beruntung sekali karena kita diberikan kebebasan berfikir dalam belajar filsafat dan difasilitasi media yang mendukung sehingga kita bisa belajar filsafat kapanpun dan dimanapun dengan memberikan tanggapan terhadap elegi-elegi yang telah disediakan. Terimakasih banyak pak.
Dalam belajar filsafat keikhlasan sangatlah sangatlah penting. Ikhlas dalam belajar filsafat salah satunya bisa dicerminkan dari ikhlas dalam membaca dan memahami. Dalam salah satu elegi forum tanya jawab membahas mengenai kelancangan filsafat. Kelancangan dalam berfilsafat yang dimaksudkan disini adalah dikarenakkanfilsafat mempelajari segala hal yang ada dan yang mungkin ada, maka terkadang menimbulkan berbagai kontradiksi atau kesalah pahaman dengan orang lain kalau orang tersebut belum mengenal filsafat. Tidak mudah dalam mempelajari filsafat, dalam belajar filsafat kita harus sadar terhadap ruang dan waktu dan bisa menempatkan segala sesuatunya pada ruang dan waktunya. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal bahwa 2+3=5, tetapi dalam filsafat 2+3 belum tentu 5, karena 2 dan 3 masih terikat oleh ruang dan waktu, sedangkan ketika mempelajari bahwa 2+3=5, disini 2 dan 3 tidak terikat oleh ruang dan waktu. Maka 2+3 relatif terhadap ruang dan waktu.
Disamping belajar filsafat memiliki banyak manfaat, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam jebakan filsafat. Karena belajar filsafat secara parsial sangat berbahaya. Maka kita harus belajar filsafat secara menyeluruh.
Dalam salah satu elegi yang lain membahas mengenai kemarahan filsafat. Kemarahan filsafat disini disebabkan karena kita tidak bisa menempatkan diri ketika belajar filsafat. Maka dalam belajar filasfat kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan ruag dan waktunya.
akhir-akhir ini sedang marak dibicaraka mengenai standart isi. Seperti pendapat Pak Marsigit, bahwa istilah standart isi terkesan bahwa standart isi merupakan sesuatu yang statis dan tidak bisa diganggu gugat apa yang telah ditetapkan didalamnya. Padahal dalam matematika kita mengenal bahwa objek matematika tidaklah statis melainkan dinamik, selalu bergerak sesuai dengan ruang dan waktu. Standart isi tidak sesuai dengan psikologi peserta didik, tidak sesuai dengan pendidikan matematika dan tidak sesuai dengan matematika sekolah. Maka lebih baik menggunakan trajectory of learning mathematics seperti yang diterapkan oleh PMRI, yaitu dengan urutan pendidikan matematika. Pendidikan karakter juga sangat diperlukan oleh para siswa karena pendidikan karakter mencakup komunikasi normatif dan spiritual. Dengan mempelajari pendidikan kareakter diharapkan dapat membentuk karakter kepribadian peserta didik yang dapat berkomunikasi dengan baik, baik dalam komunikasi normatif maupun dalam komunikasi spiritual.
Dalam belajar filsafat kita harus bisa mentransformasikan dunia. Segala yang ada dan yang mungkin ada berada pada sumbunya masing-masing. Diantaranya sumbu kaya atau miskin, pelit atau dermawan, fatal atau vital, ontologi atau tidak ontologi, aksiologi atau tidak aksiologi, epistemologi atau tidak epistemologi dsb. Transformas dunia mencakup aspek material, formal dan spiritual. Aspek material mencakup hal yang tidak mengalami gerak apapun, atau dengan kata lain selalu tetap, misalnya dari dulu, sekarang sampai nanti kita selalu tetap kedudukannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. Sedangkan aspek spiritual membicarakan transformasi dari dunia sampai akhirat.
Jika kita membangun dunia dengan filsafat, maka kita tidak terlepas dari penerapan filsafat itu sendiri. Misalnya dalam matematika kita mengenal mengenai ax2, maka dalam hal ini kita melakukan intuisi 2 dalam 1, sedangkan ketika kita menambahkannya dengan bx, maka pada saat itu kita fokus terhadap bx, tetapi saat itu pula kita masih memikirkan ax2. Atau dalam hal lain kita juga mengenal bahwa sebuah bilangan apabila dibagi dengan tak hingga maka hasinya adalah nol. Kita dapat menterjemahkan ini kedalam filsafat, sebuah bilangan yang dimaksud dapat kita isi dengan bilangan berapapun, dalam hal ini dapat kita terjemahan sebuah bilangan tersebut dengan dosa-dosa kita, sedangkan tak terhingga dapat kita terjemahkan seringnya kita meminta maaf dan nol dapat kita artikan dengan keadaan suci. Maka dari gambaran tadi kita dapat mengambil hikmahnya yaitu ketika kita memohon ampun dengan bersungguh-sungguh dan selalu memohon ampun atas segala dosa-dosa kita maka insyaAllah, ALLAH SWT akan mengampuni dosa-dosa kita dan kita akan kembali suci.
Dalam matematika kita juga mengenal bahwa sebuah bilangan di pangkatkan nol maka hasilnya adalah satu. Dalam hal ini dapat kita terjemahkan bahwa nol adalah keikhlasan dan satu adalah keesaan Tuhan, hal ini berarti setinggi-tinggi derajat manusia adalah manusia yang ikhlas.
Begitu banyak penerapan filsafat dalam pendidikan matematika, maka kita harus senantiasa belajar dan belajar, agar kita bisa menstransformasikan dunia, dari dunia satu kedunia yang lain, begitu pula dalam belajar filsafat pendidikan matematika. Setinggi-tingginya belajar filsafat pendidikan matematika ialah sampai pada keadaan dimana pada akhirnya siswa sebagai matematika yaitu siswa sendiri yang membangun konsep matematikanya dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.